Biografi KH. Bishri Mushtofa
KH.
Bisri Musthofa merupakan satu diantara sedikit ulama Indonesia yang
memiliki karya besar. Beliaulah pengarang kitab tafsir al – Ibriz li
Ma’rifah Tafsir Al Qur’an al –‘Aziz. Kitab tafsir bimakna pesantren
ini selesai beliau tulis pada tahun 1960. Karya-karya beliau tak
sebatas pada bidang tafsir, di bidang lain pun seperti tauhid, fiqh,
tasawuf, hadist, tata bahasa Arab, sastra tak kalah banyaknya.
Selain itu, KH. Bisri Mustofa juga dikenal sebagai orator atau ahli
pidato. Beliau, menurut KH. Saifuddin Zuhri, mampu mengutarakan
hal-hal yang sebenarnya sulit sehingga menjadi begitu gambling,
mudah diterima semua kalangan baik orang kota maupun desa. Hal-hal
yang berat menjadi begitu ringan, sesuatu yang membosankan menjadi
mengasikkan, sesuatu yang kelihatannya sepele menjadi amat penting,
berbagai kritiknya sangat tajam, meluncur begitu saja dengan lancer
dan menyegarkan, serta pihak yang terkena kritik tidak marah karena
disampaikan secara sopan dan menyenangkan (KH. Saifuddin Zuhri :
1983, 27)
Masa Kecil
KH. Bisri Musthofa dilahirkan di desa Pesawahan, Rembang Jawa Tengah
pada tahun 1915 dengan nama asli Masyhadi. Nama Bisri ia pilih
sendiri sepulang dari menunaikan haji di kota suci Makkah. Beliau
adalah putra pertama dari empat bersaudara pasangan H. Zaenal
Musthofa dengan isteri keduanya bernama Hj. Khatijah.
Di usinya yang kedua puluh, KH. Bisri Musthofa dinikahkan oleh
gurunya yakni Kiai Cholil dari Kasingan (tetangga Pesawahan) dengan
seorang gadis bernama Ma’rufah yang tidak lain adalah putri Kiai
Cholil sendiri.
Dari pernikahannya ini, KH. Bisri Musthofa dikaruniai delapan orang
anak, yakni Cholil, Musthofa, Adieb, Faridah, Najihah, Labib,
Nihayah dan Atikah. Dua orang putra yakni Cholil (KH. Cholil Bisri)
dan Musthofa (KH. Musthofa Bisri) mungkin yang paling familiar
dikenal masyarakat sebagai penerus kepemimpinan Pondok Pesantren.
KH. Bisri Musthofa wafat pada tanggal 16 Februari 1977.
Pendidikan
KH. Bisri Musthofa lahir dalam lingkungan pesantren, karena memang
ayahnya seorang Kiai. Sejak umur tujuh tahun, beliau belajar di
sekolah “ Angka Loro” di Rembang. Di sekolah ini, beliau hanya
bertahan satu tahun, karena ketika hampir naik kelas dua beliau
diajak orang tuanya untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci.
Rupanya, ditempat inilah Allah memberikan cobaannya, dalam
perjalanan pulan di pelabuhan Jedah, ayahnya yang tercinta wafat
setealah sebelumnya menderita sakit di sepanjang pelaksanaan haji (
KH.Saifuddin Zuhir : 1983, 24)
Sepulang dari Makkah, KH. Bisri Musthofa sekolah di Hollan Indische
School (HIS) di Rembang. Tak lama kemudian, ia dipaksa keluar oleh
Kiai Cholil dengan alasan sekolah tersebut milik Belanda. Akhirnya,
Ia kembali ke sekolah “ Angka Loro”nya yang dulu. Ia belajar di
Angka Loro hingga mendapatkan sertifikat dengan masa pendidikan
empat tahun.
Pada usia 10 tahun, KH. Bisri Musthofa melanjtukan pendidikannya ke
pesantren Kajen, Rembang. Selanjutnya pada 1930, belajar di
Pesantren Kasingan pimpinan Kiai Cholil.
Setahun setelah dinikahkan oleh Kiai Cholil dengan putrinya yang
bernama Marfu’ah, KH. Bisri Musthofa berangkat lagi ke Mekah untuk
menunaikan ibadah haji bersama-sama dengan beberapa anggota keluarga
dari Rembang. Namun seusai haji, KH. Bisri Musthofa tidak pulang ke
tanah air, melainkan memilih bermukim di Mekah dengan tujuan
menunutut ilmu di sana.
Di Mekah, beliau belajar dari satu ke guru lain secara langsung dan
privat. Tercatat beliau pernah belajar kepada Syeikh Baqil, asal
Yogyakarta, Syeikh Umar Hamdan Al Maghriby, Syeikh Ali Malik, Sayid
Amid, Syeikh Hasan Massath, Sayid Alwi dan KH. Abdullah Muhaimin.
(KH. Bisri Musthofa: 1977, 18)
Dua tahun lebih KH. Bisri menuntut ilmu di Mekah. KH. Bisri Musthofa
pulang ke Kasingan tepatnya pada tahun 1938 atas permintaan
mertuanya.
Setahun kemudian, mertunya yakni Kiai Cholil meninggal dunia. Sejak
itulah KH. Bisri Musthofa menggantikan posisi guru dan mertunya itu
sebagai pemimpin pesantren.
Disamping kegiatan mengajar di Pesantren, beliau juga aktif mengaisi
ceramah-ceramah (pengajian) keagamaan. Penampilannya diatas mimbar
amat mempesona para hadirin yang hadir, sehingga beliau sering
diundang untuk mengisi ceramah dalam berbagai kesempatan diluar
daerah Rembang, seperti Kudus, demak, Lasem, Kendal, Pati,
Pekalongan, Blora dan daerah lain di Jawa Tengah.
Karya-karya
KH. Bisri Musthofa banyak menulis buku (kitab). Hal ini, barangkali,
dilatarbelakangi salah satunya oleh makin besarnya jumlah santri
disisi lain, sementara saat itu sulit sekali ditemukan kitab-kitab
atau buku-buku pelajaran untuk para santri. Berkat kemampuan,
inisiatif dan kreatifitas yang dimilikinya, KH. Bisri Musthofa
berhasil menyusun dan mengarang banyak buku. Tetapi, selain
karya-karya KH. Bisri Musthofa yang ditujukan untuk kalangan santri
sebagai bahan pelajaran di pesantren yang dipimpinnya, karya-karya
beliau juga ditujukan untuk kalangan luas di pedesaan yang aktif
mengaji di surau-surau atau di masjid-masjid di mana beliau sering
memberikan ceramah. Karena itu bahasa yang digunakan KH. Bisri dalam
karya-karyanya tersebut disesuaikan dengan bahasa yang digunakan
para santri dan masyarakat pedesaan, yakni menggunakan bahasa daerah
(jawa), dengan tulisan huruf arab pegon, disamping juga ada
karya-karya menggunaakan bahasa Indonesia.
Jumlah karya tulis kurang lebih mencapi 54 buah judul, meliputi,
tafsir, hadist, aqidah, fiqh, sejarah nabi, balaghah, nahwu, sharaf,
kisah-kisah, syi’iran, do’a, tuntunan modin, naskah sandiwara,
khutbah-khutbah, dan lain-lain. Karya-karya tersebut dicetak oleh
beberapa perusahaan percetakan diantaranya percetakan Salim Nabhan
Surabaya, Progressif Surabaya, Toha Putera Semarang, Raja Murah
Pekalongan, Al Ma’arif Bandung dan yang terbanyak dicetak oleh
percetakan Menara Kudus. Karya Beliau yang paling monumental adalah
Tafsir Al – Ibriz (3 Jilid), disamping kitab Sulamul Afham (4
Jilid).
Karya-karya KH. Bisri Musthofa jika diklasifikasikan berdasarkan
bidang keilmuan dibagai kedalam beberapa fan berikut.
- Bidang
Tafsir
Selain tafsir Al Ibriz, KH. Bisri Musthofa juga menyusun kitab
Tafsir Surat Yasin. Tafsir ini bersifat sangat singkat dapat
digunakan para santri serta dai di pedesaan. Termasuk arya beliau
dalam bidang tafsir ini adalah al-iksier yang berarti “ Pengantar
Ilmu Tafsir” ditulis sengaja untuk para santri yang sedang
mempelajari ilmu tafsir.
- Hadist
Beberapa kitab hadis yang beliau susun diantaranya :
- Sullamul Afham, terdiri dari 4 jilid, berupa terjemah dan penjelasan. Didalamnya memuat hadist-hadist hukum syara’ secara lengkap dengan keterangan yang sederhana
- Al Azwad al Musthofawiyah, berisi tafsiran Hadist Arba’in Nawawi untuk para santri pada tingkatan Tsanawiyah
- Al – Mandhomatul Baiquny, berisi ilmu Musthalah al Hadist yang berbentuk nadham yang diberi nama
- Aqidah
- Rawihatul Aqwam
- Durarul Bayan
- Syari’ah
- Sullamul Afham li Ma’rifati Al Adillatil Ahkam fi Bulughil Maram
- Qawa’id Bahiyah, Tuntunan Shalat dan Manasik Haji
- Islam dan Shalat
- Ahlak
/ Tasawuf
- Washaya al-Abaa’ lil Abna
- Syi’ir Ngudi Susilo
- Mitra Sejati
- Qashidah al-Ta’liqatul Mufidah (Syarah Qashidah al Munfarijah karya Syeikh Yusuf al Tauziri dari Tunisia)
- Ilmu Bahasa Arab
- Jurumiyah
- Nadham ‘Imrithi
- Alfiah Ibn Malik
- Nadham al Maqhsud
- Syarah Jauhad Maknun
- Ilmu
Mantiq / Logika
- Tarjamah Sullamul Munawarraq, memuat dasar-dasar berpikir yang sekarang dikenal dengan ilmu Mantiq dan logika.
- Sejarah
- An-Nibrasy
- Tarikhul Anbiya
- Tarikhul Awliya
- Bidang
lain, diantaranya
-
Buku tuntunan para modin berjudul Imamuddin
-
Tiryaqul Aghyar terjemah Qashidah Burdaul Mukhtar
-
Kitab kumpulan do’a berjudul Al Haqibah
Karya-karya KH. Bisri Musthofa awalnya dipakai di Pesantren Kasingan
Rembang untuk kalangan Pesantren sendiri. Tetapi, dalam
perkembangann berikutnya , karya-karya KH. Bisri tersebut juga
digunakan di berbagai pesantren di Jawa Tengah, seperti Pesantren
Lasem, Rembang, Kudus, Demak, Semarang dan pesantren di wilayah Jawa
Tengah, bahkan sampai ke beberapa kota di Jawa Timur.
Komentar
Posting Komentar