SANAD - SILSILAH KEGURUAN NU (NAHDLATUL ULAMA) SAMPAI KEPADA NABI ADAM AS.

SANAD - SILSILAH KEGURUAN NU (NAHDLATUL ULAMA) SAMPAI KEPADA NABI ADAM AS.

Pengertian.
          Sanad ilmu atau sanad guru adalah rantai ilmu atau rantai guru yang tersambung kepada lisannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sanad ilmu atau sanad guru yang
tersambung kepada lisannya Rasulullah berlaku untuk seluruh umat Islam
Jadi sebuah pendapat atau pemahaman atau fatwa wajib ada ketersambungan dengan lisannya Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam.
          Kalau tidak ada ketersambungan artinya hanyalah prasangka atau akal pikiran manusia semata yang berunsurkan hawa nafsu atau kepentingan semata.
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“di dalam agama itu tidak ada
pemahaman berdasarkan akal pikiran, sesungguhnya agama itu dari Tuhan, perintah-Nya dan larangan-Nya. ” (Hadits
riwayat Ath-Thabarani)
Perlunya Sanad Guru dalam menuntut ilmu.
Berkata Imam Ibnu Sirin :
Ilmu itu adalah agama, Maka perhatikanlah dari siapa kamu mengambil agama (ilmu agama tersebut).
Telah bersabda Rosululloh Sholallohu 'Alayhi Wa Sallam :
"Siapa orangnya yang menguraikan Al-Qur'an dengan akal pikirannya sendiri, Sesungguhnya ia telah berbuat kesalahan". (HR. Ahmad).
Sanad itu bagian dari agama, Jika tidak karena sanad maka setiap orang akan berkata apa saja yang dikehendakinya (Yaitu dalam
urusan agama tanpa ilmu mendalam tentangnya) Muqoddimah Shahih Muslim Imam Mubarok.
          Ingatlah....Ukuran kelayakan keilmuan yang sebenarnya dalam neraca pembelajaran dan pengajaran ilmu-ilmu agama yang
murni bukanlah pada ukuran akademis MODERN yang merupakan
acuan tradisi barat, tetapi ukuran sebenarnya adalah pada sandaran (sanad) keilmuan seseorang yang mengajar ilmu
agama, baik sanad ilmi, ijazah tadris, ijazah 'ammah yang disertai ijazah tadris maupun lainnya yang menjadi sumber rujukan.
Imam Sufyan Atsauri berkata :
Sanad adalah senjata seorang mukmin, Bila ia tidak memiliki senjata maka dengan apa ia berperang???
Syu'bah bekata :
Setiap hadits yang tidak terdapat di dalam kalimat Haddatsana (Telah menceritakan kami) dan Akhbarona (Telah mengabarkan kami), Maka ia seperti seseorang lelaki di tanah lapang bersama seekor keledai yang tidak memiliki tali kekang.
Ibnul Mubarak berkata :
” Sanad merupakan bagian dari agama,
kalaulah bukan karena sanad, maka pasti akan bisa berkata siapa saja yang mau dengan apa saja yang diinginkannya
(dengan akal pikirannya sendiri). ” (Diriwayatkan oleh Imam
Muslim dalam Muqoddimah kitab Shahihnya 1/47 no:32 ).
Imam Malik ra berkata:
“ Janganlah engkau membawa ilmu (yang kau pelajari) dari orang yang tidak engkau ketahui
catatan (riwayat) pendidikannya (sanad ilmu) ”
Dari Ibnu Abbas ra Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda…
” Barangsiapa yg berkata mengenai Al-Qur’an tanpa ilmu maka ia menyediakan tempatnya sendiri di dalam neraka ” (HR.Tirmidzi).
Imam Syafi’i ~rahimahullah mengatakan:
“tiada ilmu tanpa sanad ”.
Al-Hafidh Imam Attsauri ~rahimullah mengatakan :
“Penuntut ilmu tanpa sanad adalah bagaikan orang yang ingin naik ke atap rumah tanpa tangga ”.
Bahkan Al-Imam Abu Yazid Al-Bustamiy , quddisa sirruh (Makna tafsir QS.Al-Kahfi 60) ; “Barangsiapa tidak memiliki
susunan guru dalam bimbingan agamanya, tidak ragu lagi niscaya gurunya syetan” Tafsir Ruhul-Bayan Juz 5 hal. 203.
Dan masih banyak lagi pendapat para Ulama tentang sanad.
Dalam ilmu agama tidak ada hal yang baru, semua harus sesuai dengan apa yang disampaikan oleh lisannya Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya
“ Sampaikan dariku sekalipun satu ayat dan ceritakanlah (apa yang kalian dengar) dari Bani Isra’il dan itu tidak apa (dosa).
Dan siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka bersiap-siaplah menempati tempat duduknya di neraka” (HR
Bukhari).
Hakikat makna hadits tersebut adalah kita hanya boleh menyampaikan satu ayat yang diperoleh dari para ulama yang
sholeh dan disampaikan secara turun temurun yang bersumber dari lisannya Sayyidina Muhammad bin Abdullah Shallallahu alaihi wasallam.
Oleh karenanya ulama dikatakan
sebagai pewaris Nabi.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, :
“ Ulama adalah pewaris para nabi ” (HR At-Tirmidzi).
Ulama pewaris Nabi artinya menerima dari ulama-ulama yang sholeh sebelumnya yang tersambung kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Pewaris Nabi artinya menerima dan mengikuti risalah Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan
baik dan benar secara kaaffah meliputi aqidah (Iman) , ibadah
(Islam/syariat) dan akhlaq (Ihsan/tasawuf).
Dalam tradisi belajar dan mengajar dikalangan pelajar dan umat islam, sanad
ilmu menjadi unsur yang sangat penting dan utama.
Mungkin para penuntut ilmu pada masa zaman sekarang
kini punya pandangan bahwa mencari pengetahuan agama
serta mendalaminya dapat dilakukan dengan cara instan.
Karena banyak buku2 agama sudah diterjemahkan, diringkas dan dibahas secara tematis dan faktual, begitu pula dengan
kecanggihan teknologi melalui dunia maya sebut saja Google misalnya.
Seseorang yang ingin menambah pengetahuan agama dan
mengetahui jawaban atas berbagai permasalahan agama tak
perlu lagi bersusah payah mengaji kepada Ulama untuk sekian
lama dan membuka kembali kitab2 Turots (yaitu khazanah klasik) atau kita sebut petuah para Ulama.
Pendapat ini memang sepintas benar.
Tapi ingat ada suatu perkataan yang termasyur yang berbunyi :
MAN KAANA KITABUHU USTADZUHU FADHOLALUHU AKTSARU MIN FAHMIHI Artinya :
Siapa orangnya yang menjadikan kitab/buku sebagai gurunya, Maka ketersesatannya itu lebih banyak dari pada pemahamannya.
Maksudnya adalah meraih pengetahuan dengan sekedar mengandalkan buku bacaan, di khawatirkan akan
melibatkan seseorang kepada takwil atas teks yang tidak mengertinya, yang berimbas pada pengetahuan yang salah.
Contohnya seperti wudhu, sholat, dll itu bagaimana caranya?
Wal Iyaadzubillah...
Berkata Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawa:
"Karena orang yang berguru tidak kepada guru tapi kepada buku saja tidak akan menemui kesalahannya, karena buku
tidak bisa menegur, sedangkan guru bisa menegur jika salah,
Atau jika ia tak paham maka ia bisa bertanya, Tapi kalau berguru hanya kepada buku, Jika ia tak paham ia hanya terikat dengan pemahaman dirinya".
Walau dmikian kita boleh membaca buku tapi kita juga harus mempunyai guru yang mana bisa bertanya kepadanya
jika kita mendapatkan masalah, terutama guru2 yang bersanad akan keilmuannya.
DAN INILAH SANAD-SILSILAH KEGURUAN NU (NAHDLATUL ULAMA) SAMPAI NABI ADAM
AS.
saya transkrif dari tausiyah nya Prof Dr KH Said Aqil Siradj MA.
1. Prof. DR. KH. Said Aqil Siradj.
2. KH. Hasyim Muzadi.
3. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
4. KH.Wahid Hasyim.
Beliau orang yang sangat cerdas wafat dalam usia muda 39 tahun, Beliau menjadi ketua umum PBNU dan merangkap sebagai menteri agama, beliau juga mantan anggota inti team9 PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), jadi ulama NU ikut serta membuat kemerdekaan negara ini.
5. Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari.
Mbah Hasyim pulang dari Mekah mendirikan NU (NAHDATUL ULAMA).
6. Syaikh Mahfudz at-Termasi.
Beliau adalah (Mursyid Hadits Bukhori matan ke 23), murid beliau diantaranya:
-Syech Mahfud Termas - Pacitan
-Syech Arsyad Banjar Masin Martapura.
-Syech Somas - Palembang.
-Syech Arsyad Al Banjari - Banjarmasin
-Syeikhona Kholil - Bangkalan, Madura.
-Abdul Somad Al-Palembangi.
Sejumlah murid yg berhasil di cetak beliau Syeikhona Kholil Bangkalan diantaranya adalah Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy'ari (tebu ireng, jombang),  KH Wahab Hasbulloh (Tambak beras, jombang), KH Bisri Syansuri (Denanyar, jombang), KH As’ad Syamsul Arifin (Sukorejo Situbondo), Kiai Cholil Harun
(Rembang), Kiai Ahmad Shiddiq (Jember), Kiai Hasan (Genggong Probolinggo), Kiai Zaini Mun’im (Paiton Probolinggo), Kiai Abi Sujak (Sumenep), Kiai Toha (Bata-Bata Pamekasan), Kiai Usymuni (Sumenep), Kiai Abdul Karim (Lirboyo Kediri), Kiai Munawir (Krapyak Yogyakarta), Kiai Romli Tamim (Rejoso Jombang), Kiai Abdul Majid (Bata-Bata Pamekasan). Dari sekian banyak santri Syaikhona Kholil pada umumnya menjadi pengasuh pesantren dan tokoh NU di Nusantara.
7. Syaikh Nawawi al-Bantani.
Karangan Kitabnya : Syarh safinatunnaja, syarh sulamut taufiq, dll.
Yang mayoritas Ulama Di Indonesia memakai karangan Syeikh Nawawi Al Bantani sebagai rujukan.
8. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan.
Karangan Kitab nya : Kitab syarh Jurumiyah, Syarh Al Fiyah, Addurorru Sanniyah, Al Muttamimmah,  dll.
9. Imam Ahmad ad-Dasuqi.
Karangan Kitabnya: Ummul Barohin, dll.
10. Imam Ibrahim al-Baijuri.
Karangan Kitabnya : Jauhar Tauhid (yang diterjemahkan ke bahasa jawa oleh KH Sholeh Darajat -Semarang), dll.
11. Imam Abdullah as-Sanusi.
Karangan Kitabnya Kitab Al Aqidatul Kubro, dll.
12. Imam ‘Abduddin al-‘Iji.
Karangan Kitabnya : Kitab Al Mawaqit Fi Ilmil Kalam 7 jilid, dll.
13. Imam Muhammad bin Umar Fakhrurrazi.
Karangan Kitabnya : Kitab Tafsir Mafatihul Ghoib 16 jilid, Ilmu Kalam Al Matholibul Aliyah 5 jilid, Mabahisul Masyiqiyah, Ushul fiqh Al Mahsul Fib Ilmi Usul 5 jilid, dll.
14. Imam Abdul Karim asy-Syahrastani.
Karangan Kitabnya: AlMilal Wal Nikhal, Mushoro Abdul Falashifa, dll.
15. Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad al-Ghozali.
Karangan kitabnya : Kitab Ihya Ulumuddin, Al Wajiz, Al Washit, Al Basith, Ma'Arijul Quds, Bidatul Bhidayah,  Misyakatul Anwar, Minhajul Qowin, Minhajul Abidin, dll.
16. Imam Abdul Malik al-Haramain al-Juwaini.
Karangan Kitabnya: Kitab Lathoiful Isyaroh, As Samil, Al Irsyad, Al Arba'in, Al Kafiyah, dll.
17. Imam Abubakar al-Baqillani.
karangannya: Kitab At Tamhid, Al Insof, Al Bayan, Al Imdad, Al I'Jahz, dll.
18. Imam Abdullah al-Bahili.
19. Imam Abu al-Hasan Ali al-Asy’ari.
Pendiri Faham Ahlussunah Wal jama'ah
kurang lebih 234 kitab karangannya           diantaranya : Kitab Maqolatul islaminyin, Al    Ibanah, Al Risalah, Al Luma, dll.
20. Abu Ali al-Juba’i.
21. Abu Hasyim al-Juba’i.
22. Abu al-Hudzail al-‘Allaf.
23. Ibrahim an-Nadzdzam.
24. Amr bin Ubaid.
Beliau adalah penemu Ilmu Balaghoh.
25. Washil bin Atha’.
Beliau adalah penemu Ilmu kalam.
26. Sayyidina Muhammad bin Ali bin Abi Thalib.
27. Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw.
28. Sayyidina Rasulullah Muhammad Saw.
29. Malaikat Jibril As.
30. Allah Swt.
Nabi Muhammad Saw.
29. bin Syaikh Abdullah.
30. bin Abdul Muthalib (Syaibah).
31. bin Hasyim (Amr).
32. bin Abdu Manaf (al-Mughirah).
33. bin Qushay (Zaid).
34. bin Kilab.
35. bin Murrah.
36. bin Ka’ab.
37. bin Luaiy.
38. bin Ghalib.
39. bin Fihr (Quraisy).
40. bin Malik.
41. bin Nadhr (Qais).
42. bin Kinanah.
43. bin Khuzaimah.
44. bin Mudrikah (Amir).
45. bin Ilyas.
46. bin Mudhar.
47. bin Nizar.
48. bin Ma’ad.
49. bin ‘Adnan.
50. bin ‘Ad.
51. bin Udad.
52. bin Hamaisa’.
53. bin Salaman.
54. bin Banat.
55. bin Haml.
56. bin Qidrah.
57. bin Isma’il.
58. bin Ibrahim.
59. bin Târakh.
60. bin Nakhur.
61. bin Syarukh.
62. bin Arghu.
63. bin Falikh.
64. bin Abir.
65. bin Syalikh.
66. bin Arfakhsyad.
67. bin Sam.
68. bin Nuh.
69. bin Lamak.
70. bin Matusyalikh.
71. bin Akhnukh.
72. bin Idris.
73. bin Ilyarid.
74. bin Mihlayil.
75. bin Qinan.
76. bin Anusy.
77. bin Syits.
78. bin Adam As.
PBNU sudah menerbitkan dalam bentuk poster sanad-silsilah
keilmuan ilmiah dari Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari sampai
Rasulullah Saw. yang telah ditash-hih oleh Rais ‘Am Nahdlatul
Ulama KH. Sahal Mahfudz. Silakan pesan langsung di kantor PBNU
pusat Jakarta seharga Rp. 20.000.
Dikutip dari ceramah Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A. dalam acara Haul KH. Mahfudz Hasbullah ke-29 PP Al-
Huda Jetis-Kebumen tanggal 06 Januari 2014. Silakan simak di:
http://www.youtube.com/watch?v=btmKLKbrZC4
Nb.: Ini baru satu jalur saja. Coba bayangkan jika kesemua kyai NU
dari berbagai cabang keilmuannya dicatatkan sanad-silsilahnya tentu akan menjadi satu kitab yang sangat tebal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian, Macam, dan Tujuan Ulumul Qur’an

MAKALAH TAREKAT (THORIQOH)

Biografi Raden Patah Pendiri Kesultanan Demak